GATOTKOCO STORY

Posting Komentar

CERITA LUCU 😀

 

source:tribun.com
  

Pergi tamasya bersama keluarga, rutinitas yang sering kami lakukan untuk menambah keakraban keluarga. Meskipun tamasyanya tidak terlalu jauh, masih di sekitar Jawa, tapi bisa melepas kepenatan karena kesibukan bekerja. Ritual yang sering kami lakukan ketika anak-anak selesai ujian semester, mengajak mereka menginap keluar kota. Saat itu, ayahku sedang sakit stroke, ingin rasanya mengajak ayah pergi tamasya bersama anak-anak. Aku tawarkan kepada beliau. “Yah, anak-anak mau tamasya ke Tawangmangu, ayah mau ikut? ”tanyaku. Ayahku begitu antusias ketika diajak tamasya bersama. 

 

Akhirnya waktu yang ditunggu telah tiba, Sabtu tanggal 18 Desember 2019 anak-anak sudah menerima raport dengan hasil yang memuaskan. Minggu pagi kita sudah bersiap-siap pergi ke Tawangmangu, Dena (aku) , dua putriku Ana dan Ani, serta Ayah ( Broto) dan Ibuku (Bu Broto). Kita berangkat jam 08.00 WIB, karena sopir terlambat menjemput. Sopir aku namanya Gatot, orangnya humoris, jago nyanyi dan gitar.

“Ampun dech, Tot...!!, jemputnya lama amat, udah nunggu dari jam 06.00 WIB, kamu jemput jam 08.00 WIB jam kamu jarumnya udah putus kalee,ya, “protesku.

“Mobilnya aku mandiin dulu, biar bersih dan kinclong,”sahutnya sambil nyengir

 

Dalam perjalanan ke Tawangmangu aku memperkenalkan Gatot pada orang tuaku, karena mereka belum pernah menggunakan sopirku kalau pergi ke luar kota.

“Ayah, Ibu, kenalin ini Gatot, sopir yang biasa aku pake kalau pergi keluar kota,”kataku

Namanya Gatot?! kayak Gatot...kaca...yang kelangan sewiwine!! (Gatotkaca yang kehilangan sayap), “ celetuk ayahku

Iya, benar pak, saya Gatotkaca yang tidak punya sayap,”jawab Gatot tertawa

Sontak semua tertawa mendengar komentar ayahku

 

Dalam perjalan ke Bawen kami terkena macet. Sambil menggerutu aku bilang ke Gatot. ”Nah, kan kejebak macet, kamu sih jemputnya kesiangan,  jam berapa sampainya ke Tawangmangu!! Tenang..tenang..Belanda masih jauh, akan aku singkirkan si Komo penyebab macet,”canda Gatot, selang beberapa menit jalanan kembali lancar. Nah, gimana Gatot lewat pasti lancar. Hmmm...sambil bergumam aku mendengarkan bualan Gatot.

 

Jam menunjukkan jam 12.20 WIB kita sudah sampai di kebun teh Kemuning. Tempatnya sejuk dan rindang. Banyak pengunjung di sana karena hari Minggu.

Mobil sudah diparkir di tempat parkiran yang berderet rapi, ayahku dibantu Gatot dan aku turun dari mobil, anakku membawa kursi roda. Kami membantu ayahku duduk di kursi roda dan kita bergantian mendorong  ke tempat datar tak jauh dari kebun teh Kemuning.

 

“Udah, aku disini saja, kalian kalau mau foto-foto aku tunggu disini, “ kata ayahku. “Nunggu ibu selesai sholat dulu, nanti gantian jagain ayah,ya,”kataku. Aku tidak tega meninggalkan ayahku sendirian yang duduk dikursi roda. Kami menunggu ibuku, selesai sholat di mushola, Gatot dengan sigap mencari camilan kopi dan teh hangat serta gorengan. Dia datang sambil menenteng minuman dan makanan sambil tersenyum. “Wah, cucok ini, mata kamu jeli sekali cari makanan, Tot, ”ejekku

“Ya, jelaslah sapa dulu, sambil menepuk dada, Gatotkoco, gitu loh, otot kawat, balung wesi, keringet kopi, “jawabnya. Ayahku tertawa, terkekeh mendengar celotehan sopirku yang sedikit gila.

 

Setelah selesai sholat, ibuku gantian menjaga ayahku. Aku, dua anakku dan Gatot berjalan kaki ke perkebunan teh. Kami menikmati pemandangan kebun teh Kemuning dan berfoto-foto.  Gatot, sebagai fotografer mengambil gambar aku dan anak-anakku.  Layaknya fotografer profesional, mengarahkan gaya kami dan cara dia mengambil gambar bikin geli sambil jongkok, tiduran, manjat batu. “Kalau hasilnya jelek, ulang terus lho, ya,” kataku. “Siapp, bos,”sahutnya.

 

 Saat memotret kami, Gatot berjalan mundur tanpa melihat ada parit diantara jalan dan kebun teh, kemudian ada mobil pick up mengangkut sayuran lewat, karena jalannya kecil, terjengkanglah si Gatot ke parit kering di kebun teh itu. “Nyungsep ,ya,Tot,” kataku sambil terkekeh sambil melihat dia dari atas. Wah, gara-gara si komo lewat, daku nyungsep di parit,” kata Gatot tersenyum kecut.

 

Setelah puas berfoto di kebun Kemuning, kami menghampiri ayah dan ibuku yang sudah menunggu di pos penjagaan tidak jauh dari tempat kami berfoto. Ayahku, kelihatan menikmati teh hangat yang diambil dari kebun teh Kemuning. Nikmat sekali apalagi hawa perkebunan teh yang dingin dan pemandangan indah rasanya betah sekali disana.

 

Yuks, kita naik ke atas ke candi Cetho. Aku ingin sekali melihat pemandangan disana. Mobil berjalan menyusuri sepanjang perkebunan teh, ke arah candi Cetho. Pemandangan yang sangat indah dan hawa sejuk, membuat hati jadi tenteram dan damai. Kulihat ayahku begitu menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan.

 

Jalanan ke arah Candi Cetho menanjak sekali, aku pun was-was takut mobil Toyota Cayla yang kami naiki tidak kuat naik ke atas. Kira-kira 100 meter mendekati area parkiran, mobil sudah tidak bisa naik lagi karena muatan mobil banyak. Aku dan anakku Ana turun, untuk mengurangi beban muatan mobil. Sambil terengah- engah aku dan Ana berjalan ke arah candi Cetho, mobil akhirnya bisa naik ke atas dan melewati kami. Da..da...Gatot nyengir sambil melambaikan tangan melewati kami. “Woow...dasar..,”gerutuku

 

Sampai di tempat parkiran, aku dan Ana menghampiri mereka. “Siapa nih, yang mau naik ke candi Cetho,”ajakku. Semua diam saja. “Aku di parkiran aja dech,”jawab Gatot. “Ani mau naik ke atas, gak? tanyaku pada Ani. “Gak, ah, males, mama aja yang ke atas sama Ana,”jawab Ani

Akhirnya aku sama anakku Ana yang naik ke candi Cetho, sebelumnya kita membeli tiket dan memakai kain poleng syarat untuk masuk ke area candi Cetho.

Aku dan Ana foto-foto berdua, dan menikmati pemandangan dari atas candi Cetho yang indah. Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB dan kabut sudah turun hingga gelap gulita. Aku pun segera turun ke parkiran supaya cepet pulang ke hotel, takut kabut semakin tebal dan menutupi jalan.

 

Jam 18.00 WIB kami tiba di hotel Indah Palace Tawangmangu. Kami segera membersihkan diri ketika tiba di hotel. Setelah makan malam, kami masuk ke kamar masing-masing dan tertidur lelap.  Udara di luar sangat dingin, karena berada di lereng gunung Lawu. Pagi hari, kami bangun pagi dan bersiap-siap akan sarapan. Ayahku sudah duduk di pinggir kolam renang sambil menikmati camilan dan teh hangat.

 

 “Pagi,  mau sarapan, yah?”sapaku. “Aku mau sate kelinci,”jawabnya sambil menunjuk abang penjual sate kelinci. “Kamu mau sate kelinci Tot,”kata ayahku pada Gatot. Injih, pak. “Pak, pesen 2 porsi satenya pak,”kataku pada penjual sate. Setelah itu aku dan Ana meninggalkan mereka dan berjalan-jalan keliling hotel menikmati pemandangan. Lokasi hotel kami di sebelah Taman Ria Balekambang dan air terjun Grojogan Sewu.

 

Jam 08.00 WIB matahari mulai hangat, aku dan Ana  berenang di kolam renang hotel. “Bu, ayo ikut renang, gak dingin kok,” ajakku pada ibuku. Akhirnya ibukupun ikut renang bersama. “Ayo, lomba renang siapa yang menang dapat hadiah permen,”kata Gatot. Satu,dua,ti..ga aku dan anakku mengikuti arahan Gatot, “lomba renang” dan anakku Ana ternyata lebih gesit daripada aku yang sudah mulai menua. Gatot mengambil vidio ketika kita lomba berenang. “Nich, keren vidionya, bisa viral kalau di upload, kejuaran renang ibu dan anak, “ seloroh Gatot sambil menunjukkan vidionya. “Bener ...bener Tot!, kan belum ada kejuaran renang ibu dan anak ,”jawabku sambil tertawa

 

Setelah selesai mandi dan bersiap-siap kita berniat keliling tempat wisata yang ada di sekitar Tawangmangu ke bukit perkemahan Sikepan yang tidak jauh dari hotel.

Jam menunjukkan pukul 10.00 WIB, kami berangkat ke bukit perkemahan Sekipan, disana kita bersantai di hutan sambil menikmati pemandangan anak-anak pramuka berkemah dan berfoto-foto. Gatot sebagai juru fota andalan kami mulai beraksi. “Ayo, naik ke atas sarang burung disana, nanti aku foto dari sini,” sambil mangarahkan gaya.

 

Dengan muka sedikit takut karena harus memanjat pohon dan masuk ke sarang burung buatan, aku memberanikan diri masuk dan berfoto-foto disana.  “Hasilnya, bagus cucok nih, Tot”kataku. “Siapa dulu fotografernya, gue gituloh,” selorohnya.

Ayo sekarang kita berfoto di parasut itu, sambil menunjukkan parasut yang digantungkan di antara pohon jati, yang disewakan untuk property foto.

Oke action ,ya, satu, dua, ti...ga dan Gatotpun mengambil foto kami berkali-kali hingga puas, turunlah kami dari parasut itu. Wih, bagus banget hasilnya, nampak parasut berwana-warni dan kita seperti masuk kantong dan digantung di antara pohon.

 

Jam 11.30 WIB kita beranjak dari bukit Sekipan menuju hotel karena harus check out jam 12.00 puas rasanya hati ini, meskipun belum semua tempat wisata Tawangmangu di kunjungi. Dalam perjalanan pulang dari Tawangmangu kami mampir sebentar ke Solo,  ayahku ingin mengenang ketika bekerja sebagai rekanan di Pabrik Gula Solo. Sampai di Solo kami makan siang dirumah makan  langganan ayah, ayam goreng Solo dan membeli jamu di Akar Sari.   Setelah puas kuliner di Solo kami menuju pulang ke Semarang.

 

Liburan waktu itu sungguh menyenangkan, semua bahagia, terutama ayahku sangat menikmati perjalanan ini, dan sopirku yang kocak selalu membuat tertawa ayah dengan segala tingkah polah dan celotehannya. Rasanya saat itu adalah kenangan terindah yang membekas di hati bersama ayah, ingin rasanya mengajaknya jalan-jalan dan selalu membuatnya bahagia. Tetapi kondisi ayahku yang tidak memungkinkan untuk perjalanan jauh.

 

Aku bersyukur meskipun liburan yang sederhana hanya pergi ke Tawangmangu dan jalan-jalan di Solo bersama orang tua dan anakku, tetapi memiliki kenangan tersendiri untukku, karena itu adalah kenangan terakhir bersama ayahku. Satu bulan setelah tamasya itu ayahku tiada, karena penyakitnya. Meskipun sakit, ketika pergi tamasya selalu membuat lelucon dan membuat orang di sekitarnya tertawa. Justru beliau yang selalu menghibur kami. Semoga beliau bahagia di surga, dan kami selalu hidup dalam kenangan indah  bersamanya.

 

Nayu
Hallo Temans, Saya Narda, saat ini tinggal di kota Semarang dengan keluarga saya. Pekerjaan saya saat ini enterpreneur. Saya suka membaca dan menulis, karya antologi saya : 1. My Familly My Prime Time (antologi travelling keluarga) Serta menulis article di beberapa media online Makmood Publishing, Takaitu, IIDN Untuk informasi lebih lanjut hubungi : Narda Ayu @nardaayu WA : 085865707339 Email : tyagakaryanusa@gmail.com, lisatya@yahoo.com Ig : @nardaayu

Related Posts

Posting Komentar