Budaya Suku Sasak Sade, Yang Terkenal di NTB

8 komentar

 

 

file pribadi-nayu

 

Hallo, Teman!

Pernahkah kalian berkunjung perkampungan suku Sasak Sade di NTB? Kalau kalian ke NTB, pasti mampir perkampungan ini. 

Suku Sasak Sade ini ada sejak 1500 silam, merupakan penduduk asli Lombok. Sade sendiri merupakan  perkampungan suku Sasak, Sade dihuni sekitar 150 rumah, dihuni sekitar 700 orang yang masih satu garis keturunan.

Ketika masuk di perkampungan ini, budaya aslinya masih kental, kami disambut dengan tarian Peresean, tari pemanggil hujan dari Desa Sade. Dalam pertunjukan ini, ada musik pengiring untuk menyemangati sekaligus mengiring kedua penari.

 

file pribadi-nayu

Nantinya, kedua penari akan menari dengan menganggukan kepala serta menggoyangkan kaki dan akan sesekali saling menyerang satu sama lain.

Alat musik yang digunakan untuk mengiring tarian ini adalah gong, sepasang kendang, rincik, simbal, suling dan kanjer.

Kalau  sepintas, seperti olahraga tinju harus ada yang melerai ketika masing-masing penari  memukuli lawannya dengan keras, dengan adanya tameng kayu  jadi pelindung penari. Pengunjung dipersilakan mencoba tarian tersebut menggantikan salah satu penari.

 

file.pribadi-nayu

Setelah melihat tarian Peresean, saya dan keluarga berkeliling mengitari perkampungan Sasak Sade, mereka mempunyai mata pencaharian dengan menenun yang dibuat gelang, baju, kain dan pernak-pernik lainnya.

Saya juga belajar menenun dengan panduan penduduk lokal, susah juga ternyata menenun hehehe..., hasil terunan itu bisa dibikin aneka macam acessories dan baju.

Hampir semua penduduk sasak sade, mempunyai mata pencaharian petani dan ada juga yang pemandu wisata, pembuat kerajinan tangan.

Rumah Adat Sasak Sade _file.pribadi-Nayu
                       

Kami melanjutkan perjalanan mengikuti pemandu, kemudian kami mengunjungi rumah suku Sasak Sade, rumah suku Sasak terbagi menjadi 3 tipe yaitu Bale Bonter rumah yang dimilili pejabat desa. Bale Kodong untuk warga yang baru menikah atau orang tua yang ingin menghabiskan masa tuanya serta Bale Tani rumah untuk yang sudah berkeluarga.

Bale Tani terbuat dari kayu dan beratapkan daun alang-alang kering. Bale Tani terbagi menjadi 2 bagian  yaitu Bale Dalam dan Bale Luar. Bale dalam untuk para wanita, sekaligus merangkap dapur, Bale luar untuk anggota keluarga lainnya dan merangkap ruang tamu.

Lantai rumah suku Sasak Sade terbuat campuran tanah liat dan kotoran kerbau, penggunaan kotoran kerbau ini untuk membersihkan lantai terasa halus,  dan lebih kuat.

 

pohon cinta _file pribadi-nayu

Setelah melihat rumah penduduk asli Sasak kami diperlihatkan pohon cinta, mengapa dinamakan pohon cinta, karena tempat bertemunya pria dan wanita yang kasmaran, si wanita akan dibawa pergi oleh pria istilahnya diculik, sebelum mereka menikah.

Cukup unik ya, temans. Harus ada adegan diculik. Mereka beranak pinak masih satu keturunan, jadi jarang menikah dengan suku di luar Sasak Sade.

Setelah melihat pohon cinta, kami kembali ke tempat semula, tempat penari pasarean dan melanjutkan pulang ke hotel

 

Sungguh unik kehidupan suku ini, jauh dari kata modern. Apalah pemuda disana tidak mau keluar dari perkampungan itu, ya?Rasanya hidup di zaman serba modern seperti sekarang ini, menjumpai kehidupan suku Sasak Sade sungguh luar biasa 

Tetapi sekaligus bersyukur, para pemuda disana masih mau melestarikan budayanya, sehingga tidak tergerus oleh perkembangan zaman.

 

 

Nayu
Hallo Temans, Saya Narda, saat ini tinggal di kota Semarang dengan keluarga saya. Pekerjaan saya saat ini enterpreneur. Saya suka membaca dan menulis, karya antologi saya : 1. My Familly My Prime Time (antologi travelling keluarga) Serta menulis article di beberapa media online Makmood Publishing, Takaitu, IIDN Untuk informasi lebih lanjut hubungi : Narda Ayu @nardaayu WA : 085865707339 Email : tyagakaryanusa@gmail.com, lisatya@yahoo.com Ig : @nardaayu

Related Posts

8 komentar

  1. Oh, baru tau kalau ternyata rumah suku Sasak Sade terbagi ke dalam 3 tipe. Dibedakan berdasarkan fungsinya juga ya. Menarik sekali kebudayaan dan adat istiadat di sana :) Sekalian belajar singkat menari, menenun dan sebaianya tentu menyenangkan dan menjadi kenang2an tak terlupakan :D

    BalasHapus
  2. wow berarti satu suku masih satu keluarga semua yaa? dan budaya orang kasmaran di sana unik sekali, lebih ke gemes 🥰🥰

    BalasHapus
  3. Selalu terpesona dengan suku2 di Indonesia yang masih terus melestarikan kebudayaan dan adat istiadat nya, Suku Sasak Sade ini hampir sama dengan yang di Bali suku ..apa namanya, lupa ..
    Pingin suatu saat bisa kesana

    BalasHapus
  4. Asyik nih bisa tahu soal suku Sade. Aku sebelumnya nggak pernah tahu soal Sade, tapi baca ini menarik, jadi penasaran pengen baca info lainnya

    BalasHapus
  5. menarik sekali ya mba bahwa pemuda pemuda di sana masih loyal untuk tetap memelihara budaya suku setempat. keren ini. kebanyakan kan pada tergerus karena modernitas yang merasuk sampai ke suku-suku pedalaman. jempol

    BalasHapus
  6. MasyaAllah, kerennya budaya kita. Ada banyak hal yang bisa dilestarikan dan dipelajari. Semoga ada kesempatan ke sana juga

    BalasHapus
  7. Berkesan banget pas main ke sini, rumahnya unik, tradisinya unik dan kain tenunnya cantik pisan ya

    BalasHapus
  8. Saya jadi gimana gituuu setelah baca ini, ternyata dolan saya belum jauh...hehehe...nggak nyambung ya

    BalasHapus

Posting Komentar